Kamis, 23 September 2010

Konstruksi Jalan Raya


Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan intuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat. berikut merupakan istilah-istilah yang dipergunakan dalam perkerasan jalan :
1. JALUR RENCANA
Jalur rencana adalah salah satu jalur lalu lintas dari suatu sistem jalan raya, yang menampung lalu lintas terbesar. Umumnya jalur rencana adalah salah satu jalur dari Jalan Raya Dua Jalur atau jalur tepi luar dari Jalan Raya Berjalur Banyak.
2. UMUR RENCANA
Umur Rencana disingkat UR adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung dari mulai dibukanya jalan raya tersebut sampai saat diperlukan perbaikan berat atau telah dianggap perlu untuk memberikan lapis permukaan yang baru agar jalan tersebut tetap berfungsi dengan baik sebagaimana direncanakan.

3INDEKS PERMUKAAN ( IP )
Indeks permukaan disingkat IP adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.
IP = 1,5 menyatakan bahwa permukaan jalan dalam keadaan rusak sehingga sangat mengganggu lalu lintas kendaraan.
IP = 2,0 menyatakan bahwa permukaan masih cukup baik tetapi perlu segera diberi lapisan permukaan baru agar kecepatan kendaraan tetap dapat dipertahankan secara aman.
IP = 2,5 menyatakan bahwa permukaan masih cukup stabil dan baik.
Dapat dijelaskan bahwa IP = 1,5 adalah tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus), sedang IP = 4,2 adalah nilai maximum dari permukaan aspal beton yang dikerjakan secara teliti dan baru selesai dibuka.
4. LALU-LINTAS HARIAN RATA-RATA ( LHR )
Lalu lintas harian rata-rata disingkat LHR atau secara umum disebut dengan ADT ( Average Daily Traffic ) adalah jumlah rata-rata dari lalu lintas berjenis-jenis kendaraan bermotor dari yang beroda 4 sampai dengan jenis-jenis kendaraan berat yang dicatat selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan.
5. ANGKA EKIVALEN
Angka Ekivalen dari suatu beban as adalah angka yang menyatakan jumlah lintasan as tunggal seberat 8,2 ton ( 18.000 lbs ), yang akan menyebabkan derajat kerusakan yang sama apabila jenis as yang bersangkutan lewat satu kali.
6. LINTAS EKIVALEN PERMULAAN ( LEP )
Lintas Ekivalen Permulaan disingkat LEP adalah jumlah lintas Ekivalen Harian Rata-rata dari as tunggal seberat 8,2 ton ( 18.000 lbs ) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana.
7. LINTAS EKIVALEN AKHIR ( LEA )
Lintas Ekivalen Akhir disingkat LEA adalah jumlah lintas Ekivalen Harian Rata-rata dari as tunggal seberat 8,2 ton ( 18.000 lbs) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir dari umur rencana.
8. LINTAS EKIVALEN RATA-RATA
Lintas Ekivalen Rata-rata disingkat LEA adalah jumlah lintas Ekivalen Harian Rata-rata dari as tunggal seberat 8,2 ton ( 180.000 lbs ) pada jalur rencana yang diduga terjadi selama umur rencana.
9. FAKTOR REGIONAL
Faktor Regional disingkat FR adalah faktor setempat sehubungan dengan iklim, curah hujan dan kondisi lapangan secara umum yang akan berpengaruh terhadap daya dukung Tanah Dasar.
10. DAYA DUKUNG TANAH DASAR ( DDT )
Daya dukung Tanah Dasar disingkat DDT adalah suatu skala yang dipakai dalam nomogram Penetapan Tebal Perkerasan untuk menyatakan kekuatan Tanah Dasar. Skala tersebut dikorelasikan dengan bermacam-macam cara test yang umum dipakai untuk menentukan kekuatan Tanah Dasar.
11. INDEKS TEBAL PERKERASAN ( ITP )
Indeks Tebal Perkerasan disingkat ITP adalah suatu angka yang berhubungan dengan penentuan tebal Perkerasan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam rumus :
ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3
ITP = Indeks Total Perkerasan dalam cm.
a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatip bahan-bahan penyusunan perkerasan.
D1, D2, D3 = Tebal masing-masing lapisan penyusun perkerasan, dinyatakan dalam cm.
Angka-angka 1, 2, 3= Masing-masing berarti lapis pondasi dan lapis pondasi bawah.
12. BESARAN RENCANA
Besaran rencana adalah angka-angka yang perlu dicari, dihitung, ditetapkan ataupun diperkirakan agar dapat menggunakan monogram Penetapan Tebal Perkerasan.
13. AS TUNGGAL
As tunggal adalah satu as dengan 2 atau 4 roda.
14. AS TANDEM
As tandem adalah dua as yang berdekatan, berjarak paling dekat 100 cm, paling jauh 240 cm dan diperlengkapi sedemikian rupa sehingga keduanya bekerja sama merupakan kesatuan.
15. PEMBATAS BEBAN AS
Pembatasan beban as adalah berat beban as tunggal maximum yang diijinkan untuk kendaraan-kendaraan yang menggunakan jalan raya.
16. PEMBATASAN BEBAN TOTAL
Pembatasan beban total adalah berat total kendaraan dan muatan maximum yang diijinkan.

by: infosipil.com

2 komentar:

wisnu kusuma wardana mengatakan...

pengertian dari LEA , LEP dan LET apakah emang sama atau bagaimana ? kan maksud dari LEA, LEP, dan LET berbeda-beda terus kenapa pengertiannya sama ?

Unknown mengatakan...

Mau nanya min, rumus LEP= (LHR x C x E) apa alasannya di datangkan rumus tersebut

Posting Komentar